Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
|
|
Menteri
|
|
Wakil menteri
|
|
Situs web
|
|
Kementerian
Pekerjaan Umum (dahulu Departemen Pekerjaan Umum, biasa
disebut Departemen PU), sempat bernama "Departemen Permukiman dan
Pengembangan Wilayah" (1999-2000) dan "Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah" (2000-2004), adalah kementerian
dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pekerjaan
umum. Kementerian PU dipimpin oleh seorang Menteri
Pekerjaan Umum yang sejak tanggal 21 Oktober 2004
dijabat oleh Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE..
Sejarah
Era Hindia Belanda
Istilah
"Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda Openbare
Werken yang pada zaman Hindia Belanda disebut Waterstaat swerken. Di
lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat
(Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept.Van Guovernements Bedri jven
dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken. Dep. V dan W dikepalai oleh seorang
Direktur, yang membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten sesuai dengan
tugas/wewenang Depertemen ini.
Yang meliputi
bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat,dengan onder
afdelingen. : Lands gebouwen, Wegen, Irrigatie & Assainering, Water
Kracht, Constructie burreau (untuk jembatan). Disamping yang tersebut di atas,
yang meliputi bidang PU (Openbare Werken) juga afd. Havenwezen (Pelabuhan),afd.
Electriciteitswezen (Kelistrikan)dan afd. Luchtvaart (Penerbangan Sipil).
Organisasi P.U
(Open-bare werken) di daerah-daerah adalah sebagai berikut :
- Di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaat/openbare werken diserahkan pada Pemerintahan Propinsi yang disebut :Provinciale Waterstaatdienst" dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale Waterstaatsdients (H.P.W)
- Di wilayah Gouv Yogyakarta dan Gouv Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh "Sultanas Werken" (yogya) "Rijkswerken" (Surakarta), Mangkunegaranwerken". Disamping itu di wilayah Vorstenlander terdapat 3 organisasi "Waterschap", "s" Lands gebouwendienst", Regentschap Werken" dan "Gremeente werken".
- Untuk daerah luar jawa Gouv.Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi "Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat" dikepalai oleh seorang Inspektur. Di wilayah residentie terdapat "Residentie Water Staatsdienst" yang dahulu dikenal dengan nama "Dienst der B.O.W". dan kepala dinas ini biasa disebut "E.A.Q" (Eerst Aanwzend Waterstaatsambtenar).
Ketentuan yang
dikeluarkan pada zaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam "A.W.R". 1936
B.W.R 1934 dan "W.V.O/W.V.V.".
Era Jepang
Setelah Belanda
menyerahkan dalam perang pasifik pada tahun 1942, kepada Jepang, maka daerah
Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah pemerintahan, yaitu
Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur dan tidak ada Pusat Pemerintahan
tertinggi di Indonesia yang menguasai ke 3 wilayah pemerintahan tersebut.
Dibidang
Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi Pemerintahan Militer Jepang
tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda dan disesuaikan
dengan ketentuan-ketentuan dari fihak jepang,kantor pusat "V &
W". di Bandung, dinamakan "Kotubu Bunsitsu", sejak saat itu
istilah "Pekerjaan Oemoem" (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O),
"Pekerjaan Umum" (PU), disampinmg "Doboku" lazim
dipergunakan.
Kotubu Bonsitsu
di Bandung hanya mempunyai hubungan dengan wilayah Pemerintahan di Jawa/Madura,
hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi Pekerjaan Umum di
daerah-daerah, di Karesidenan-Karesidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri.
Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama zaman Ned.
Indie, disamping menurut sistem Jepang.
Indonesia
Setelah
Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945, maka semenjak itu
Pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan Pemerintahan
dari tangan Jepang baik di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun
Pemerintahan Daerah-daerah.
Sesudah
Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka pada Menteri mulai
menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945)
berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V.&W. (dikenal
dengan nama "Gedung Sate").
Ketika Belanda
ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang,
datang mengikuti Tentara Sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan
Pemerintahan Belanda ini, terjadilah pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia
yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah
didudukinya, antara lain "Gedung Sate" yang telah menjadi Gedung
Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal
dengan peristiwa "3 Desember 1945").
Pada waktu
revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat RI di Jakarta
terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta, begitu juga
Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan
Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta, berpindah lagi ke
Jakarta.
Sejak tahun
1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perobahan pimpinan dan
organisasi,sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis besar
organisasi PUT diuraikan sebagai berikut:
- Sebelum tentara Belanda masuk ke Yogyakarta Susunan Kemerdekaan PU. Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 Balai.
- Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan POU RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa Jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari dep.PU. RIS.
Kementerian
Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal
yaitu:
- Departemen Verkeer, Energie dan Mynbouw dulu (kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian Kemakmuran).
- Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw
- Departemen Van Scheepvaart
Penggabungan
dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu Kementerian yaitu
Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, supaya hubungan 3
Departemen tersebut satu dengan lain menjadi sangat erat, terlebih-lebih jika
diingat, bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordinasi dan
rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancarkan semua
tugas yang dibebankan pada Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS.
Khusus pada
permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan Kementerian berbeda
sebagai berikut: Dalam masa prolog G 30 S. PKI terjadilah dalam sejarah
Pemerintahan RI suatu Kabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora
atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentuk Koordinator
Kementerian. Tidak luput Departemen PUT. yang pada masa itu ikut mengalami
perubahan organisasi menjadi 5 Dept. dibawah Kompartemen PUT Kabinet Dwikora,
dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi, antara
lain:
- Departemen Listrik dan Ketenagaan
- Departemen Bina Marga
- Departemen Cipta Karya Konstruksi
- Departemen Pengairan Dasar
- Departemen Jalan Raya Sumatera
Setelah
peristiwa G.30S PKI Pemerintah segera menyempurnakan Kabinet Dwikora dengan
menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk memimpin Kompartemen PUT.
Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat lama dipertahankan.
Kabinet Ampera,
sebagai Kabinet pertama dalam masa Orde Baru. Kembali organisasi PUT dibentuk dengan
Ir.Soetami, sebagai Menteri. Dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17
Juni 1968 N0.3/PRT/1968 dan dirobah dengan Peraturan Menteri PUT tertanggal 1
Juni 1970 Nomor 4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan
struktur Organisasi.
Sebagai
gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Dep. PUT, maka pada
waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan daerah itu
sendiri.
Sumber
: wikipedia
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !